Welcome Friends....Tafadhol...

SELAMAT DATANG DI DUNIA KEPRAMUKAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

Jumat, 04 Februari 2011

Ungkapan Baden Powell


Kepanduan atau pramuka adalah suatu medan gerak untuk anak atau peserta didik, oleh mereka dibawah pimpinan mereka sendiri, tempat kakak mereka (Pembina) memberikan kepada adik-adiknya suasana yang menyenangkan, sehat dan menganjurkan agar mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang sehat, positif, inisiatif dan produktif yang akan membatu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan. Daya tarik yang kuat untuk mengenal alam di lingkungan hidup. Dalam pramuka bukan isi pelajaran yang terpenting guna melahirkan sesuatu secara benar, melainkan menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang benar.
            Jika di lihat pada uraian arti kiasan lambang pramuka. Lambang pramuka yaitu NYIUR, yang mana nyiur kelapa dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan dirinya (beradaptasi) dengan keadaan sekelilingnya dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagai manapun juga. Tinggal bagaimana anak-anak pramuka memahami dan menghayatai arti dari lambang NYIUR tersebut.
            Gerakan Pramuka ditutut untuk menciptakan pesonanya sendiri, sehingga orang-orang muda lebih tertarik untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki, melalui wadah kepramukaan dengan kegiatan yang menyenangkan, kreatif, educatif, inovatif dan penuh tantangan yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat kita sekarang ini.
            Maka Gerakan Pramuka sangat merindukan eksistensi para anggota dalam membina, mengembangkan organisasi secara sukarela, secara terus menerus dan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga pramuka tetap eksis dan kegiatannya tidak saja selalu monoton.




PEMBAHASAN


Dalam buku ”BPS Out Look”, Lord Baden Powell berkata ”SCOUTING is not a science to be solemnly studied, NOR is it a collection of doctrine and text. No! It is a jolly game in the out of doors, where boy men and.... boy can go adveturing together as leader and younger brothers picking up health and happiness, handicraft and help fulness”, artinya : ”kepramukaan bukanlah suatu ilmu yang harus di pelajari secara tekun, bukan pula merupakan suatu kumpulan dari ajaran-ajaran dan naskah-naskah buku. Bukan ! Kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan di alam terbuka, tempat orang-orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama, mengadakan pengembaraan seperti kakak beradik, membina kesehatan dan kebahagian, keterampilan dan kesediaan memberi pertolongan”.
Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa, yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga, dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu melalui suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
Jadi dapat disimpulkan bahwasanya kepramukaan itu adalah suatu kegiatan nonformal yang menyenangkan yang mana dalam kegiatan kepramukaan tersebut tersirat nilai-nilai pendidikan yang tercermin pada satya dan dharma pramuka.
Dengan mengerti dan memahami hakekat dari kepramukaan tersebut, maka kita juga bisa menerka – nerka, apa sih tujuan pramuka itu di adakan di negara RI. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 pasal 4 bahwa tujuan gerakan kepramukaan di Indonesia adalah :
Gerakan Pramuka mendidik dan membina kaum muda Indonesia guna mengembangkan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisiknya sehingga menjadi:
  1. manusia berkepribadian, berwatak, dan berbudi pekerti luhur yang:
    1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kuat mental, emosional, dan tinggi moral
    2. tinggi kecerdasan dan mutu keterampilannya
    3. kuat dan sehat jasmaninya
  2. Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan, baik lokal, nasional, maupun internasional.
Dengan membaca secara sekilas saja kita sudah bisa mengetahui begitu luhur dan tingginya cita-cita kepramukaan itu. Apalagi di tambah dengan sejarah turut andilnya gerakan kepanduan (PRAMUKA) di Indonesia dalam proses kemerdakaan RI. Namun yang menjadi permasalahan disini adalah bukan sejarah kepramukaannya, bukan pula tujuan pramukanya tetapi sudahkah para pambina khususnya dan anggota pramuka itu paham akan hakikat dari kepramukaan itu.
Kalau jawabannya sudah, maka yang menjadi PR selanjutnya adalah kenapa Pramuka di mata kaum muda begitu menjenuhkan dan membosankan, sehingga para anak muda zaman sekarang kurang tertarik dengan gerakan kepanduan ini, padahal manfaat dan tujuannya sudah sangat jelas sekali.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan kenapa para anak muda enggan mengikuti gerakan pramuka diantaranya:
  1. bahwa pendidikan kepramukaan dianggap ketinggal zaman
  2. merosotnya mutu proses pendidikan kepramukaan
  3. rendahnya jumlah pembina yang berkualitas
Kenapa pendidikan kepramukaan dikatakan ketinggalan zaman, hal ini bisa kita lihat dari proses penyampaian materi yang di berikan. Materi yang di berikan 10 tahun yang lalu pasti 10 tahun mendatang akan di ulangi lagi (monoton). Hal-hal seperti itulah yang membuat para anggota jenuh. Karena materi yang di berikan selalu sama dari tahun ke tahun bahkan dari sejak SD – SMA.
Di tambah lagi dengan kualitas pembina, yang mana para pembina pramuka biasanya hanya mengandalkan dari buku panduan KMD atau KML saja, sehingga metode pembelajaran yang di kuasainya hanya minim dan sangat kurang sekali bagi pengembangan pendidikan pramuka. Seharusnya pada materi KMD atau KML ditambahkan materi yang berisikan tentang inovasi tekhnologi pendidikan kepramukaan, sehingga dengan begitu diharapkan pembina pramuka akan mampu mengemas materi kepramukaan menjadi lebih menyenangkan, kretif, inovatif dan educatif, dengan begitu anak-anak tidak akan jenuh dalam mengikuti kegiatan kepramukaan.
Untuk itulah seharusnya ada pembaharuan dalam metode pengajaran dan  materi pengajaran. Sehingga materi kepramukan menjadi relevan pada zaman sekarang ini. Berkaitan dengan hal itu, maka akan dapat kita kaji kembali: sejauhmana keterkaitan keterampilan semaphore, morse, dan tali temali pada pendidikan kepramukaan dalam era globalisasi informasi serta teknologi canggih dewasa ini? Memang pada era Baden Powell, awal abad ini, semaphore dan morse merupakan alat yang ampuh dalam melakukan komunikasi jarak jauh dan tali temali merupakan keterampilan utama yang diperlukan dalam melakukan pionering. Tapi era sekarang ini apakah cukup hanya materi itu saja yang akan di berikan kepada para anggota-anggota pramuka.
            Fakta lain yang menjadi penghambat berkembangnya kepramukaan adalah dari segi jenis kegiatannya. Kita ambil contoh kegiatan pramuka dengan pecinta alam. Bisa kita lihat atau kita perbandingkan bahwasanya anak-anak sekarang lebih cenderung memilih extrakurikuler pecinta alam dibandingkan kepramukaan. Hal ini dikarena extrakurikuler pecinta alam mampu menyajikan kegiatan yang baru dan inovatif serta menarik. Contohnya aktivitas panjat tebing, caving, dan mountainering. Tetapi dalam kepramukaan kegiatan yang di lakukan masih saja monoton seperti yang dulu, contohnya masih saja melakukan kegiatan alam terbuka dengan acara mencari jejak, permainan berbagai macam sandi, wide game. Sehingga teman-teman yang lain kurang berminat dalam mengikuti kegitan kepramukaan, karena aktivitas-aktivitas tersebut sudah sangat sering disajikan baik di SD, SMP ataupun SMA. Keadaan ini tidak akan terjadi manakala Pembina mampu mengembangkan dan mengemas kegiatan sesuai dengan minat anak dan remaja sesuai dengan zamannya. Sehingga perlu adanya penambahan materi yang baru yang sesuai dengan minat dan bakat para anggota.
            Usaha melakukan pembaharuan materi dan metode pembelajaran itu kiranya tidak akan bertentangan dengan ide dasar Baden Powell tentang pendidikan kepanduan atau kepramukaan. Baden Powell kepada para Pembina, dalam bukunya Penolong untuk Pemimpin Pandu, menyatakan bahwa dalam ”pendidikan kepanduan bukan isi pelajarannya yang terpenting tetapi cara-caranya”. Menurut Baden Powell, ”pendidikan kepanduan/kepramukaan adalah suatu sistem pendidikan yang membimbing anak dan remaja untuk melahirkan segala sesuatu secara benar, menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, memberikan kesempatan pada perkembangan inisiatif, kedisiplinan diri, percaya diri dan menentukan tujuan sendiri”.
Dari pernyataan Baden Powell tersebut tersirat bahwa pendidikan kepramukaan memiliki sifat universal dalam perspektif tempat maupun waktu. Pemahaman keuniversalan pendidikan kepramukaan selama ini hanyalah pada perspektif tempat saja, artinya pendidikan kepramukaan dapat dipergunakan dimana saja untuk mendidik anak dan remaja dari bangsa di seluruh muka bumi. Pemahaman keuniversalan yang sempit inilah mengakibatkan kemandegan pengembangan pendidikan kepramukaan.
Dapat disimpulkan bahwasanya pendidikan kepramukaan dalam masa kini tidak cukup hanya memberikan bekal berupa keterampilan semaphore, morse, dan tali temali atupun yang lainnya. Tetapi pendidikan kepramukaan juga harus mampu mengemas materi dan metode pembelajarannya yang disesuaikan dengan permasalahan aktual yang sedang dihadapi dan tantangan yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Karena itulah Gerakan Pramuka harus melakukan mawas diri, yang terpenting pada usia yang sudah cukup matang ini diharapkan para Pembina Pramuka dan Pelatih Pembina Pramuka menyikapi pendidikan kepramukaan dengan perspektif keuniversalan yang kekinian dan ke depan. Diharapkan dengan sikap itu kita tidak canggung lagi dalam mengadakan koreksi dan pembaharuan pendidikan kepramukaan agar tetap menarik di hati para generasi muda. Dengan demikian pendidikan kepramukaan tetap memiliki makna dalam usaha pembinaan generasi muda bangsa Indonesia. Semoga.amiiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar