Welcome Friends....Tafadhol...

SELAMAT DATANG DI DUNIA KEPRAMUKAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

Rabu, 03 Agustus 2011

KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM

KEDUDUKAN AKHLAK DALAM ISLAM
oleh: Hamim Khaldun Muifilit
1.      Akhlak sebagai the central  teaching of islam(pusat ajaran islam)
Dalam alquran terdapat kurang lebih 1500 kata yang mengandung ajaran – ajaran tentang akhlak, baik yang teoritis maupun tuntunan praktis. atas dasar ini, hampir seperempat kandungan alquran berbicara tentang akhlak. demikian pula dalam hadits, sehingga dapat disimpulkan bahwa akhlak menempati kedudukan yang sangan urgen dalam islam.

Diantara ayat alqur’an dan hadits Nabi SAW yang secara teoritis mengandung ajaran-ajaran mengenai akhlak adalah sebagai berikut:

a.       Q.S. AlA’raf: 96
وَلَوْأنَّ أَهْلَ الْقُرَى آَمَنُوْا وَاتَّقُوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلَارْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنَهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ. {الاعرف:96}.

“ Jikalau sekiranya negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat Kami, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatanya”

b.      Q.S. Al-Zalzalah: 7-8
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ. وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًا يَرَهُ.{الزلزلة:7-8}

“barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji dzahrah pun niscaya dia akan melihatnya. dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat biji dzahrah pun niscaya dia akan melihatnya”
c.       اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأتَّبِعِ السَّيْئَةَ اْلحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَاِلقِ النَّسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“ bertaqwalah kamu kepada Allah di manapun kamu berada, dan iringilah perbuatan jahat dengan berbuatan baik, maka kebaikan itu akan mengahpuskanya, dan pergauilah manusia dengan akhlak yang baik.(H.R. Tirmidzi)

jika perhatikan kedua ayat alquran dan hadis nabi di atas, di peroleh ajaran akhlak bersifat teoritis, yaitu ajaran pentingya beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh. secara teoritis keimanan dan ketaqwaan seseorang yang di ekspresikan dalam bentuk amal shaleh.

sementara itu di antra ayat alqur’an dan hadits yang secara praktis mengandung ajaran-ajaran mengenai akhlak adalah sebagai berikut.
a.       Q.S. Al-mu’minun ayat 1-7
“Sungguh beruntunglah orang –orang yang beriman yaitu orang yang khusu’ dalam shalatnya. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna. Dan orang –orang yang menunaikan zakat. Dan orang-orang yang menjaga kemaluanya. kecuali terhadap istri-istri mereka atau bahkan budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. barangsiapa yang mencari di balik yang itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas”
           

b.      Q.S al-Luqman :18-19
“dan janganlah kamu berejalan di muka bumi dengan angkuh. sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakanlah suaramu. sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

c.       H.R Muttafaqun ‘alaih.
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّ حْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَأَلْتُ النَّبِىَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى ؟ قَالَ: الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا. قُلْتُ: ثًمَّ اَىِّ؟ قَالَ: بِرُ الْوَالِدَيْنِ، قُلْتُ: ثُمَّ أَ ىِّ؟ اَلْجِهَدُ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“ diriwayatkan dari Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra, dia berkata: aku bertanya kepada Nabi Saw.: “ apa amalan yang paling di sukai oleh Allah SWT?” beliau menjawab: “ shalat tepat pada waktunya”. aku bertanya lagi: “kemudian apa? “beliau menjawab: “ birrul wâlidain”. kemudian aku bertanya lagi: “seterusnya apa?” beliau menjawab:”Jihad fî sabîlillâh”

2.      Akhlak Ukuran Keimanan seseorang
Selain sebagai tema sentral ajaran islam, akhlak dalam islam juga dijadikan oleh Allah sebagi tolak ukur keimanan seseorang. kesempurnaan iman seseorang dapat dilihat dari kebaikan akhlaknya. pernytaan ini di dasarkan pada penegasan rasulullah SAW berikut ini:
أَكْمَلُ اْلمُؤْ مِنِيْنَ إِيْمَنًا أًحْسَنُهُمْ خُلُقًا (رواه الترمذى).
“sesempurnanya iman seorang mukmin adalahorang yang baik akhlaknya”


Sumber:
Shudarno shobron dkk,2006, Studi Islam:Surakarta, LPID
depag, 2002, alqur’an dan terjemahanya : Surabaya,  mekar surabaya

KONSEP BERGAUL DALAM ISLAM


KONSEP BERGAUL DALAM ISLAM
Kajian Keislaman Bulan Ramadhan Madrasah Aliyah Negeri 2 Surakarta
1432 H/2011
Oleh: Hamim Khaldun Muifilit

“ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurat [49]:13)
Pergaulan adalah satu cara seseorang untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Bergaul dengan orang lain menjadi satu kebutuhan yang sangat mendasar, bahkan bisa dikatakan wajib bagi setiap manusia yang “masih hidup” di dunia ini. Sungguh menjadi sesuatu yang aneh atau bahkan sangat langka, jika ada orang yang mampu hidup sendiri. Karena memang begitulah fitrah manusia. Manusia membutuhkan kehadiran orang lain dalam kehidupannya. Tidak ada mahluk yang sama seratus persen di dunia ini. Semuanya diciptakan Allah berbeda-beda. Meski ada persamaan, tapi tetap semuanya berbeda. Begitu halnya dengan manusia. Lima milyar lebih manusia di dunia ini memiliki ciri, sifat, karakter, dan bentuk khas. Karena perbedaan itulah, maka sangat wajar ketika nantinya dalam bergaul sesama manusia akan terjadi banyak perbedaan sifat, karakter, maupun tingkah laku.
 Allah mencipatakan kita dengan segala perbedaannya sebagai wujud keagungan dan kekuasaan-Nya. Maka dari itu, janganlah perbedaan menjadi penghalang kita untuk bergaul atau bersosialisasi dengan lingkungan sekitar kita. Anggaplah itu merupakan hal yang wajar, sehingga kita dapat menyikapi perbedaan tersebut dengan sikap yang wajar dan adil. Karena bisa jadi sesuatu yang tadinya kecil, tetapi karena salah menyikapi, akan menjadi hal yang besar. Itulah perbedaan. Tak ada yang dapat membedakan kita dengan orang lain, kecuali karena ketakwaannya kepada Allah SWT (QS. Al_Hujurat [49]:13)
Perbedaan bangsa, suku, bahasa, adat, dan kebiasaan menjadi satu paket ketika Allah menciptakan manusia, sehingga manusia dapat saling mengenal satu sama lainnya. Sekali lagi . tak ada yang dapat membedakan kecuali ketakwaannya.  Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu kita tumbuh kembangkan agar pergaulan kita dengan sesama muslim menjadi sesuatu yang indah sehingga mewujudkan ukhuwah islamiyah. Tiga kunci utama untuk mewujudkannya yaitu ta’aruf, tafahum, dan ta’awun. Inilah tiga kunci utama yang harus kita lakukan dalam pergaulan.

Ta’aruf. Apa jadinya ketika seseorang tidak mengenal orang lain? Mungkinkah mereka akan saling menyapa? Mungkinkah mereka akan saling menolong, membantu, atau memperhatikan? Atau mungkinkah ukhuwah islamiyah akan dapat terwujud? Begitulah, ternyata ta’aruf atau saling mengenal menjadi suatu yang wajib ketika kita akan melangkah keluar untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan ta’aruf kita dapat membedakan sifat, kesukuan, agama, kegemaran, karakter, dan semua ciri khas pada diri seseorang.
Tafahum. Memahami, merupakan langkah kedua yang harus kita lakukan ketika kita bergaul dengan orang lain. Setelah kita mengenal seseorang pastikan kita tahu juga semua yang ia sukai dan yang ia benci. Inilah bagian terpenting dalam pergaulan. Dengan memahami kita dapat memilah dan memilih siapa yang harus menjadi teman bergaul kita dan siapa yang harus kita jauhi, karena mungkin sifatnya jahat. Sebab, agama kita akan sangat ditentukan oleh agama teman dekat kita. Masih ingat ,”Bergaul dengan orang shalih ibarat bergaul dengan penjual minyak wangi, yang selalu memberi aroma yang harum setiap kita bersama dengannya. Sedang bergaul dengan yang jahat ibarat bergaul dengan tukang pandai besi yang akan memberikan bau asap besi ketika kita bersamanya.”  Tak dapat dipungkiri, ketika kita bergaul bersama dengan orang-orang shalih akan banyak sedikit membawa kita menuju kepada kesalihan. Dan begitu juga sebaliknya, ketika kita bergaul dengan orang yang akhlaknya buruk, pasti akan membawa kepada keburukan perilaku ( akhlakul majmumah ).
Ta’awun. Setelah mengenal dan memahami, rasanya ada yang kurang jika belum tumbuh sikap ta’awun (saling menolong). Karena inilah sesungguhnya yang akan menumbuhkan rasa cinta pada diri seseorang kepada kita. Bahkan Islam sangat menganjurkan kepada ummatnya untuk saling menolong dalam kebaikan dan takwa. Rasullulloh SAW telah mengatakan bahwa bukan termasuk umatnya orang yang tidak peduli dengan urusan umat Islam yang lain.
Ta’aruf, tafahum , dan ta’awun telah menjadi bagian penting yang harus kita lakukan. Tapi, semua itu tidak akan ada artinya jika dasarnya bukan ikhlas karena Allah. Ikhlas harus menjadi sesuatu yang utama, termasuk ketika kita mengenal, memahami, dan saling menolong. Selain itu, tumbuhkan rasa cinta dan benci karena Allah. Karena cinta dan benci karena Allah akan mendatangkan keridhaan Allah dan seluruh makhluknya. Wallahu a’lam bishshawab.

SUMBER:
H.Taufik Ismail , LC. Etika Pergaulan Menurut Islam. 2008
Depag RI. (2002). Alqur’an dan Terjemahanya. Surabaya : Mekar Surabaya