Welcome Friends....Tafadhol...

SELAMAT DATANG DI DUNIA KEPRAMUKAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

Selasa, 20 November 2012

Sosok Tegas dan Disiplin Kak Mashudi

MASHUDI
Lewat sentuhan tangan dinginnya, Gerakan Pramuka berkembang pesat. Tak hanya di Tanah Air, tapi di mata dunia. Tak heran jika beliau mendapat penghargaan Bronze Wolf Award –sebuah penghargaan tertinggi di ranah kepanduan— dari World Organization of Scout Movement (WOSM).
Beliau dilahirkan di Cibatu, Garut, Jawa Barat, pada 11 September 1920. Mashudi selanjutnya dibesarkan di Tasikmalaya, Jawa Barat. Pendidikan formal beliau dimulai dari pendidikan di HIS dan MULO Pasundan Tasikmalaya, kemudian melanjutkan ke AMS B di Yogyakarta. Mashudi juga pernah kuliah di THS Bandung, yang belakangan berganti nama menjadi ITB. Namun, kuliah tak sempat diselesaikannya, karena Mashudi memilih berjuang membela Indonesia dalam perang kemerdekaan RI. Berpuluh tahun kemudian, Mashudi mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, yang sebelumnya bernama IKIP Bandung.
 
Dalam perjalanan kariernya, Mashudi pernah menjadi Gubernur Jawa Barat pada tahun 1960-an. Beliau juga pernah menjadi Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara antara 1967 sampai 1972. Namun yang paling fenomenal mungkin adalah ketika Mashudi menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka antara 1978 sampai 1993.
 
Berkat kepiawaiannya memimpin organisasi ini, beliau pun dianugerahi Bronze Wolf Award dari World Organization of Scout Movement (WOSM) menganugerahi, penghargaan tertinggi dalam dunia kepanduan. Hanya ada empat orang Indonesia yang tercatat pernah menerima Bronze Wolf Award. Selain Mashudi, mereka adalah almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX, almarhum H Azis Saleh, dan almarhum Liem Beng Kiat.
 
Mashudi juga menunjukkan kembali tangan dinginnya ketika menjadi Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia dari 1989 sampai 2000. Saat itu, Mashudi bersama PT Pos Indonesia dan Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, berhasil menjawab tantangan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi (alm) Susilo Sudarman, untuk menambah jumlah pengumpul prangko (filatelis) yang hanya sekitar 10.000 orang menjadi sekitar 1 juta orang! Walaupun dari jumlah itu yang akhirnya benar-benar meneruskan hobi filatelinya kurang dari 1 juta, tapi pencapaian angka yang berkali-kali lipat itu sungguh fantastis.

Selain dua kegiatan yang terutama merupakan kegiatan pendidikan bagi kaum muda Indonesia, Mashudi juga terlibat dalam dunia pendidikan formal. Beliau tercatat sebagai Ketua Yayasan Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Ketua Yayasan Universitas Pakuan Bogor, serta Dewan Penyantun Universitas Pendidikan Indonesia. Di samping pernah pula menjadi Direktur Utama Purna Tarum Murni yang bergerak di bidang LPG, serta Ketua Dewan Pleno Dewan Harian Angkatan '45 Pusat. Keaktifannya dalam bidang pendidikan, membuat banyak tokoh pendidikan menyampaikan belasungkawa atas kepergian beliau 3 tahun silam dalam usia 85 tahun.
Di kalangan pramuka, Mashudi yang akrab dipanggil dengan Kak Mashudi, jelas merupakan tokoh yang dicintai dan dihormati. Sosoknya yang tegas, disiplin, namun akrab, sangat dirasakan para pramuka. Beliau tak suka ’ngaret’ dan selalu tegas dalam memimpin Gerakan Pramuka.  
Mashudi memang tokoh yang mendunia, namun sekaligus cinta pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Beberapa tahun lalu, ketika terjadi perpecahan di sana-sini dalam bentuk kerusuhan antarsuku, antargolongan, dan antaragama, serta munculnya ide untuk menjadikan Indonesia sebagai suatu negara federasi, Mashudi mengatakan,”Saya sedih melihat Indonesia yang di ambang perpecahan. Kamu, kaum muda, harus membantu mempertahankan NKRI tetap satu dan jaya.”

Sabtu, 10 November 2012

KHUTBAH 'IDUL ADHA

MAKNA IBADAH QURBAN
Inspirasi dan motivasi spiritual perjalanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya”
oleh : Hamim Khaldun Muifilit, S.Pd.I
Kampus STKIP Muhammadiyah Sorong
                       
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.



Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin kaum Muslimin dan muslimat jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Mengawali kegiatan kita di pagi yang mulia ini, tiada kata yang pantas kita sanjungkan kecuali memanjatkan puji syukur dan sembah sujud taat setia kepada zat yang Maha dari segala Maha, Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang terhadap hambaNya yang taat dan tunduk patuh kepada Nya. Yang telah melimpahkan segala rahmat dan Karunia-Nya, sehingga pada pagi yang mulia ini kita mampu menggemakan Takbir, Tahmid dan Tahlil.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada seorang pemimpin yang rela berkorban jiwa, harta dan dirinya untuk mengakat harkat dan martabat umatnya dari lumpur kejahilan, keterbelakangan menuju masyarakat Islam yang sebenar- benarnya, adil makmur dan diridhai Allah Swt, Beliaulah Rasulullah Muhammad Saw.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Dari tahun ketahun silih berganti, sejarah ‘Idul Adha, pengorbanan, dan haji disegarkan kembali agar semangat berkurban senantiasa berkobar dalam dada kita semua. Hampir- hampir tidak ada seorang pun dari kita yang tidak mengetahui sejarah ‘Idul Adha. Maka pada kesempatan yang mulia ini saya mengajak diri dan saudara sekalian untuk merenungkan kembali perjalanan hidup Nabi Ibrahim .a.s. dan keluarganya, bukan sekedar cerita belaka tetapi merupakan sebuah sumber inspirasi dalam rangka meluruskan niat dan motivasi serta meperbesar tekad untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemaslahatan bersama. Lebih-lebih ditengah kehidupan bangsa Indonesia yang hingga kini masih dihantui berbagai persoalan yang terasa sangat sulit untuk menghadapi dan mengatasinya, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, aqidah, moral, hukum, pertahanan dan kemanan. Yang semua itu terjadi karena adanya kesenjangan yang begitu besar antara pengakuan kita sebagai Muslim dengan realitas kehidupan yang kita jalani.
Melalui sejarah ‘Idul Adha kita dibawa untuk melihat kekuatan iman ketika Nabi Ibrahim .a.s. harus menjawab realitas kehidupan. Sejarah mengungkapakn misteri yang luar biasa dimana Ibrahim melalui mimpinya diperintahkan untuk menyembelih Ismail. Terlintas dalam pikiranya, ismail yang dibayangkan sebagai penerus perjuanganya, harus berakhir di ujung pedangnya sendiri. Orang tua manakah yang sanggup membayangkan tugas semacam itu.
Disinilah keimanan dan ketulusan dihadapkan dengan realitas pilihan antara hati dan akal, antara cinta pada Allah dan cinta pada anak. Nabi Ibrahim meyakini dan menyadari bahwa semua miliknya pada hakikatnya adalah milik Allah bila dikehendaki, maka Allah berhak meminta kembali seluruh milik-Nya, baik itu yang ada di langit dan di bumi. Namun demikian Ibrahim menempuh dengan cara-cara yang arif dan bijaksana, Ismail putra kesayanganya di panggil untuk diperkenalkan pada hakikat hidup, cinta dan kebenaran. Dan Ismail mampu menangkap kagalauan hati ayahnya. Kepada ayahnya, Ismail berkata, seperti yang tertulis dalam Alqur’an Surat As Shaaffat:102
           
Wahai Ayahku, Kerjakanlah Apa Yang Diperintahkan (Allah) Kepadamu, Insya Allah Engkau Akan Mendapatiku Termasuk Orang-Orang Yang Sabar”

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Demikianlah Nabi Ibrahim dan Ismail.a.s. membuktikan keimanan dan kecintaan serta ketaatan pada Allah, sehingga Allah menggantinya dengan kenikmatan yang tiada tara yaitu seekor sembelihan domba yang besar. Dan peristiwa inilah yang melatarbelakangi disyari’atkanya ibadah qurban yang senantiasa kita laksanakan setiap 10 sampai 13 Dzulhijjah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Hal tersebut bukanlah semata- mata rangkaian ritual yang berdimensi spiritual, akan tetapi merupakan ibadah yang menempa diri seorang muslim sehingga menjadi seorang beraqidah benar dan berakhlak mulia. Kesempurnaan ibadah dapat diraih apabila formal syari’ahnya terpenuhi dan tumbuhnya akhlaq sebagai wujud dari ibadah tersebut. Seperti ibadah haji dan qurban, disamping nilai- nilai spiritual, ibadah haji dan qurban juga memiliki nilai- nilai sosial, kemanusiaan yang sangat luhur, diantaranya adalah :
Pertama, qurban mengajarkan kita untuk bersikap dermawan, tidak tamak, rakus dan serakah. Qurban mendidik kita untuk peduli dan mengasah sikap sosial.
Kedua, qurban melatih kita untuk rela mengurbankan apa saja demi untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, seorang mukmin yang mencintai Allah Swt, secara formal ritual qurban hanya menyembelih hewan sekali setahun pada setiap tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah, akan tetapi secara spiritual kita dapat menangkap maksud yang lebih luas yaitu bagaimana agar kita dapat terlatih berkurban demi mendekatka diri pada Allah Swt.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Yang ketiga, secara simbolis qurban mendidik kita untuk membunuh sifat- sifat kebinatangan. Dan diantara sifat kebinatangan yang harus kita kubur dalam- dalam adalah sikap mau menang sendiri, merasa benar sendiri dan berbuat sesuatu dengan bimbingan hawa nafsu. Manusia adalah makhluk yang sempurna dan utama. Akan tetapi, jika sikap dan tingkahlakunya dikuasai oleh nafsu, maka pendengaran, penglihatan dan hati nuraninya tidak akan berfungsi, jika sudah demikian maka manusia akan jatuh derajatnya, bahkan lebih rendah dari binatang, sebagaimana Allah terangkan dalam Alqur’an Surat Al A’raaf :179
                                

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Yang Keempat, Qurban Mengingatkan kita agar senantiasa menjunjung tinggi nilai- nilai harkat dan martabat kemanusian. Digantinya ismail dengan seekor domba menyadarkan kita, bahwa mengorbankan manusia diatas altar adalah perbuatan yang dilarang Allah Swt. Ibadah yang kita lakukan harus menjunjung tinggi dan menghormati hak- hak manusia. Bahkan hewan quraban yang akan kita sembelih pun harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena itulah perbuatan keji dan semena- mena, mungkar dan dzalim adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Islam.
Qurban adalah usaha kita untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, mematuhi dengan segala daya dan upaya semua yang diperintahkan dan dengan sekuat tenaga menjahui larangan-Nya. Ukuran ketaqwaan seseorang tidak hanya dilihat dari kualitas ibadahnya semata, tetapi yang sangat penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari- hari.
Demikian rangkaian hikmah dan pelajaran dari ibadah qurban. Semoga kita semua mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari.
Akhirnya mari kita berdo’a dan memohon ampun pada Allah Swt, seraya memohon Rahmat-Nya.
Amin Ya rabbal’alamin.