Welcome Friends....Tafadhol...

SELAMAT DATANG DI DUNIA KEPRAMUKAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

Rabu, 18 Januari 2012

PRAMUKA DAN PAI


Gerakan Pramuka sebagai organisasi pendidikan non formal yang turut berperan dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan. Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan usahanya untuk menanggapai berbagai perubahan, terutama yang berdampak bagi kaum muda. Gerakan serta semangat yang kini bergulir, intinya menghendaki perubahan tantanan baru dengan segala perbaikan, keselarasan dengan tuntutan yang lebih transparasi. Dilandasi dengan ketakwaan, kejujuran, kebenaran, keadilan dan keidealan.
Sementara disisi lain Gerakan Pramuka sebagai pelengkap pendidikan formal dan informal dituntut ikut memberikan kontribusi positif terhadap lahirnya generasi baru di masa datang, yang mampu diwarisi pesan-pesan moral keagamaan. Di dalam Prinsip dasar kepramukaan pada point pertama berbunyi ”Iman dan Takwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa” hal ini jelas menyatakan bahwa Iman dan Takwa merupakan landasan utama pendidikan Kepramukaan walau Gerakan Pramuka itu sendiri adalah organisasi yang sangat umum dan luas sifatnya. Prinsip Dasar Kepramukaan ini sendiri adalah asas yang melandasi kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak peserta didik (LEMDIKANAS, 2008 : BS-2.4)
Kegiatan Kepramukaan sering dipersepsikan sebagai kegiatan yang monoton, sejak menjadi anggota Pramuka di Sekolah Dasar pada tingkatan Siaga sampai Pandega, yang dipelajari hanya itu-itu saja seperti tali- temali, morse, sandi dan menyanyi. Kegiatannya hanya dianggap sebelah mata dan terkadang dalam kegiatannya di lapangan selalu menjadi perbincangan masyarakat.

Tentu saja persepsi ini tidak semuanya benar, banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan Kepramukaan yang tidak diketahui oleh masyarakat awam. Gerakan Pramuka sebagai organisasi Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia telah berupaya dengan optimal dan pola pembinaan yang berkesinambungan dalam mengimbangi tuntutan dewasa ini, dengan kondisi tersebut melalui salah satu wadahnya Gerakan Pramuka melakukan pembinaan bagi generasi muda/peserta didik dengan berbagai kegiatan yang diantaranya malam bina iman dan takwa, perkemahan sabtu minggu, tadabur alam atau out bond.
Pendidikan yang berorientasi pada pembentukan kognitif siswa, belum berjalan dengan apa yang diharapkan dikarenakan siswa belum mampu untuk mengaplikasikan kearah afektif. Akibatnnya siswa hanya mampu memahami materi saja, tetapi belum biasa menjalankannya dalam kehidupan sehari- hari.  Sangat disayangkan sekali jika siswa madrasah tidak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari- hari karena kemampuan yang dimiliki telah mencapai taraf formal dimana anak mampu berpikir secara logis. sehingga diharapkan siswa dapat pula memikirkan pencarian solusi dari suatu masalah.
Dua kelompok manusia yang kita lihat terlibat secara langsung dalam kegiatan pendidikan adalah guru dan peserta didik. Kedua pihak ini mempunyai kedudukan yang setara di hadapan Allah, keduanya sama-sama manusia ciptan-Nya. Masing-masing pihak berada dalam suatu interaksi, namun dengan peranan yang berbeda. Guru sebagai penolong berusaha memberi bantuan kepada peserta didk untuk mengembangkan dirinya secara utuh berdasarkan kasih yang mebarui. Guru berdiri di antara peserta didik dan Tuhan yang memberi tanggung jawab. Guru dengan ilmu pengetahuan yang telah dan terus- menerus dikuasainya beserta dengan seluruh pengalamanya mengantarkan peserta didik ke arah pengenalan akan ciptaan Tuhan dengan segala hukum- hukumNya(W. GulĂ´,2002:22).
Seorang guru mempunyai andil sangat besar dalam mendidik, mengayomi, dan mengajar peserta didiknya. Seorang pendidik tidak hanya sekedar pengalih informasi ke anak didik, tetapi juga sebagai fasilitator bagi pengembangan diri anak didiknya. Apalagi guru agama, harus memiliki nilai lebih dari guru- guru yang lain baik dari ilmu maupun karakteristiknya. hal ini dikarenakan akan di terapkan oleh anak- anak dalam kehidupan sehari- hari.
Terutama dalam materi praktik ibadah siswa, siswa hanya sekedar tahu teori yang disampaikan oleh guru dan mempraktikannya hanya sebatas ingin mendapatkan nilai, inilah mengapa ketika anak telah menuntaskan pendidikanya di tingkat SMP/MTs dan SMA/K/MA anak tidak begitu merasakan ilmu yang didapatkannya ketika masih bersekolah.
Waktu yang sangat kurang dalam materi praktik ibadah dalam pembelajaran PAI menjadi masalah utama, dimana seorang guru sangat terbebankan dikarenakan jam yang ada dalam kelas sangat tidak cukup untuk menyampaikan materi secara mendalam dan ditambah lagi dalam praktiknya. Kurangnya waktu merupakan salah satu faktor yang  sangat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa di kelas, karena guru tidak tuntas dalam mentransfer ilmunya.
Dalam Undang- undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 pasal 37 ayat 1, ditegaskan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat antara lain pendidikan agama. Ini berarti setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan disetiap sekolah wajib memberikan pendidikan agama kepada anak didik sesuai dengan agama yang dianutnya. Adapun tujuan pendidikan Islam bukan saja berorientasi pada keakhiratan dalam bentuk mengamalkan ajaran agama dan berakhlak mulia, melainkan juga mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya terutama aspek fisik, psikis, intelektual, kepribadian, dan sosial yang sesuai dengan tuntutan perkembangan masyarakat serta cita- cita Islam itu sendiri, sehingga manusia(peserta didik) tersebut mampu menunaikan tugas hidupnya sebagai khalifah yang sekaligus sebagai insan yang mengabdi kepada Allah swt.
Dengan demikian guru PAI harus lebih mampu memanfaatkan sarana pendidikan kepramukaan dalam kegiatanya yang salah satunya adalah perkemahan sabtu- minggu(PERSAMI) untuk dapat mengajarkan segala bentuk praktik ibadah agar anak lebih merasa paham akan materi atau teori yang selama ini didapatkan di dalam kelas. Oleh karena itu diperlukan penelitian tentang bagaimana proses kegiatan kepramukaan di gunakan sebagai sarana praktek ibadah oleh guru PAI dalam mengembangkan pembelajaran agama islam dengan judul Persami Sebagai Sarana Praktik Ibadah Dalam Pembelajaran PAI Pada Siswa SMP Negeri 2 Wonosari Klaten.