Welcome Friends....Tafadhol...

SELAMAT DATANG DI DUNIA KEPRAMUKAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

Sabtu, 10 November 2012

KHUTBAH 'IDUL ADHA

MAKNA IBADAH QURBAN
Inspirasi dan motivasi spiritual perjalanan Nabi Ibrahim dan Keluarganya”
oleh : Hamim Khaldun Muifilit, S.Pd.I
Kampus STKIP Muhammadiyah Sorong
                       
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.



Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin kaum Muslimin dan muslimat jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Mengawali kegiatan kita di pagi yang mulia ini, tiada kata yang pantas kita sanjungkan kecuali memanjatkan puji syukur dan sembah sujud taat setia kepada zat yang Maha dari segala Maha, Maha Pengasih tak pilih kasih, Maha Penyayang terhadap hambaNya yang taat dan tunduk patuh kepada Nya. Yang telah melimpahkan segala rahmat dan Karunia-Nya, sehingga pada pagi yang mulia ini kita mampu menggemakan Takbir, Tahmid dan Tahlil.
Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada seorang pemimpin yang rela berkorban jiwa, harta dan dirinya untuk mengakat harkat dan martabat umatnya dari lumpur kejahilan, keterbelakangan menuju masyarakat Islam yang sebenar- benarnya, adil makmur dan diridhai Allah Swt, Beliaulah Rasulullah Muhammad Saw.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Dari tahun ketahun silih berganti, sejarah ‘Idul Adha, pengorbanan, dan haji disegarkan kembali agar semangat berkurban senantiasa berkobar dalam dada kita semua. Hampir- hampir tidak ada seorang pun dari kita yang tidak mengetahui sejarah ‘Idul Adha. Maka pada kesempatan yang mulia ini saya mengajak diri dan saudara sekalian untuk merenungkan kembali perjalanan hidup Nabi Ibrahim .a.s. dan keluarganya, bukan sekedar cerita belaka tetapi merupakan sebuah sumber inspirasi dalam rangka meluruskan niat dan motivasi serta meperbesar tekad untuk memperjuangkan kebenaran, keadilan dan kemaslahatan bersama. Lebih-lebih ditengah kehidupan bangsa Indonesia yang hingga kini masih dihantui berbagai persoalan yang terasa sangat sulit untuk menghadapi dan mengatasinya, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, aqidah, moral, hukum, pertahanan dan kemanan. Yang semua itu terjadi karena adanya kesenjangan yang begitu besar antara pengakuan kita sebagai Muslim dengan realitas kehidupan yang kita jalani.
Melalui sejarah ‘Idul Adha kita dibawa untuk melihat kekuatan iman ketika Nabi Ibrahim .a.s. harus menjawab realitas kehidupan. Sejarah mengungkapakn misteri yang luar biasa dimana Ibrahim melalui mimpinya diperintahkan untuk menyembelih Ismail. Terlintas dalam pikiranya, ismail yang dibayangkan sebagai penerus perjuanganya, harus berakhir di ujung pedangnya sendiri. Orang tua manakah yang sanggup membayangkan tugas semacam itu.
Disinilah keimanan dan ketulusan dihadapkan dengan realitas pilihan antara hati dan akal, antara cinta pada Allah dan cinta pada anak. Nabi Ibrahim meyakini dan menyadari bahwa semua miliknya pada hakikatnya adalah milik Allah bila dikehendaki, maka Allah berhak meminta kembali seluruh milik-Nya, baik itu yang ada di langit dan di bumi. Namun demikian Ibrahim menempuh dengan cara-cara yang arif dan bijaksana, Ismail putra kesayanganya di panggil untuk diperkenalkan pada hakikat hidup, cinta dan kebenaran. Dan Ismail mampu menangkap kagalauan hati ayahnya. Kepada ayahnya, Ismail berkata, seperti yang tertulis dalam Alqur’an Surat As Shaaffat:102
           
Wahai Ayahku, Kerjakanlah Apa Yang Diperintahkan (Allah) Kepadamu, Insya Allah Engkau Akan Mendapatiku Termasuk Orang-Orang Yang Sabar”

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Demikianlah Nabi Ibrahim dan Ismail.a.s. membuktikan keimanan dan kecintaan serta ketaatan pada Allah, sehingga Allah menggantinya dengan kenikmatan yang tiada tara yaitu seekor sembelihan domba yang besar. Dan peristiwa inilah yang melatarbelakangi disyari’atkanya ibadah qurban yang senantiasa kita laksanakan setiap 10 sampai 13 Dzulhijjah.
Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Hal tersebut bukanlah semata- mata rangkaian ritual yang berdimensi spiritual, akan tetapi merupakan ibadah yang menempa diri seorang muslim sehingga menjadi seorang beraqidah benar dan berakhlak mulia. Kesempurnaan ibadah dapat diraih apabila formal syari’ahnya terpenuhi dan tumbuhnya akhlaq sebagai wujud dari ibadah tersebut. Seperti ibadah haji dan qurban, disamping nilai- nilai spiritual, ibadah haji dan qurban juga memiliki nilai- nilai sosial, kemanusiaan yang sangat luhur, diantaranya adalah :
Pertama, qurban mengajarkan kita untuk bersikap dermawan, tidak tamak, rakus dan serakah. Qurban mendidik kita untuk peduli dan mengasah sikap sosial.
Kedua, qurban melatih kita untuk rela mengurbankan apa saja demi untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, seorang mukmin yang mencintai Allah Swt, secara formal ritual qurban hanya menyembelih hewan sekali setahun pada setiap tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah, akan tetapi secara spiritual kita dapat menangkap maksud yang lebih luas yaitu bagaimana agar kita dapat terlatih berkurban demi mendekatka diri pada Allah Swt.

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,
Yang ketiga, secara simbolis qurban mendidik kita untuk membunuh sifat- sifat kebinatangan. Dan diantara sifat kebinatangan yang harus kita kubur dalam- dalam adalah sikap mau menang sendiri, merasa benar sendiri dan berbuat sesuatu dengan bimbingan hawa nafsu. Manusia adalah makhluk yang sempurna dan utama. Akan tetapi, jika sikap dan tingkahlakunya dikuasai oleh nafsu, maka pendengaran, penglihatan dan hati nuraninya tidak akan berfungsi, jika sudah demikian maka manusia akan jatuh derajatnya, bahkan lebih rendah dari binatang, sebagaimana Allah terangkan dalam Alqur’an Surat Al A’raaf :179
                                

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”

Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jam’ah ‘idul Adha yang berbahagia,

Yang Keempat, Qurban Mengingatkan kita agar senantiasa menjunjung tinggi nilai- nilai harkat dan martabat kemanusian. Digantinya ismail dengan seekor domba menyadarkan kita, bahwa mengorbankan manusia diatas altar adalah perbuatan yang dilarang Allah Swt. Ibadah yang kita lakukan harus menjunjung tinggi dan menghormati hak- hak manusia. Bahkan hewan quraban yang akan kita sembelih pun harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang. Karena itulah perbuatan keji dan semena- mena, mungkar dan dzalim adalah perbuatan yang dibenci dan dilarang oleh Islam.
Qurban adalah usaha kita untuk mendekatkan diri pada Allah Swt, mematuhi dengan segala daya dan upaya semua yang diperintahkan dan dengan sekuat tenaga menjahui larangan-Nya. Ukuran ketaqwaan seseorang tidak hanya dilihat dari kualitas ibadahnya semata, tetapi yang sangat penting adalah aplikasinya dalam kehidupan sehari- hari.
Demikian rangkaian hikmah dan pelajaran dari ibadah qurban. Semoga kita semua mampu mengaplikasikan dalam kehidupan sehari.
Akhirnya mari kita berdo’a dan memohon ampun pada Allah Swt, seraya memohon Rahmat-Nya.
Amin Ya rabbal’alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar